ISPA Adalah: Pengertian, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

ISPA Adalah: Pengertian, Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), seperti namanya, menyebabkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Pada sebagian besar kasus, ISPA disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Perlu diingat bahwa COVID-19 termasuk dalam kategori penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Oleh karena itu, apabila Anda mengalami gejala ISPA, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan medis kepada dokter guna mendapatkan evaluasi lebih lanjut.

Apa yang Dimaksud dengan ISPA?

ISPA adalah suatu infeksi yang bersifat akut dan menyerang salah satu komponen saluran pernapasan, terutama bagian atas, termasuk hidung, sinus, faring, dan laring. Gejala yang dapat muncul melibatkan batuk, pilek, dan demam. Infeksi ini sangat mudah menular, dan siapa pun, terutama anak-anak dan lansia, rentan terkena dampaknya.

ISPA dapat terjadi pada kedua bagian saluran pernapasan, yakni atas dan bawah. Contoh infeksi saluran pernapasan atas melibatkan flu biasa, epiglottitis, radang tenggorokan, faringitis, dan sinusitis, sementara infeksi saluran pernapasan bawah bisa mencakup infeksi bakteri, Staphylococcus aureus, atau infeksi jamur.

Tidak terkecuali COVID-19, yang merupakan salah satu jenis ISPA. Jika Anda mengalami gejala, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan, seperti swab antigen (rapid test antigen) atau pemeriksaan PCR.

Penyebab ISPA

ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan, baik bagian atas maupun bawah. Infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas merupakan penyebab paling umum ISPA. Beberapa jenis virus yang umumnya menjadi penyebab ISPA antara lain Rhinovirus (penyebab pilek), Adenovirus (penyebab pilek, bronkitis, dan pneumonia), virus influenza (penyebab flu), Parainfluenza virus (penyebab croup pada anak-anak), dan virus Corona (penyebab COVID-19).

Selain virus, bakteri tertentu juga dapat menjadi penyebab ISPA, seperti Streptococcus (penyebab faringitis, impetigo, demam rematik, sepsis, dan meningitis) dan Staphylococcus aureus (penyebab pneumonia).

ISPA melibatkan berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran pernapasan bawah seperti bronkitis, radang paru-paru, bronkiolitis, dan tuberkulosis. Di sisi lain, infeksi saluran pernapasan atas mencakup pilek biasa, infeksi sinus, tonsilitis, radang tenggorokan, dan COVID-19. Flu juga dapat memengaruhi saluran pernapasan atas dan bawah.

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan droplet (percikan air liur) dari orang yang terinfeksi. Selain itu, penularan dapat terjadi melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi oleh virus atau bakteri.

Faktor Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko terkena ISPA, di antaranya:

  1. Bayi dan Anak-anak:
    • Bayi berusia 6 bulan atau di bawah 1 tahun memiliki risiko lebih tinggi.
    • Anak-anak yang lahir prematur atau dengan riwayat jantung bawaan atau penyakit paru-paru rentan terhadap ISPA.
    • Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau tinggal di lingkungan yang padat.
  2. Orang Dewasa dengan Penyakit Tertentu:
    • Orang dewasa dengan penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung progresif, atau asma berisiko lebih tinggi terkena ISPA.
    • Perokok aktif memiliki risiko tambahan karena merokok dapat merusak fungsi paru-paru dan saluran pernapasan.
  3. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah:
    • Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita transplantasi organ, leukemia, atau HIV/AIDS, lebih rentan terhadap ISPA.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti status gizi, imunisasi, ASI eksklusif, paparan asap rokok selama kehamilan, kepadatan tempat tinggal, dan jenis bahan bakar untuk memasak dapat meningkatkan risiko ISPA pada balita.

Gejala ISPA

Gejala ISPA dapat berlangsung selama satu hingga dua minggu, dengan banyak pengidap mengalami perbaikan setelah minggu pertama. Gejala ISPA pada saluran pernapasan atas dan bawah dapat bervariasi:

Gejala Saluran Pernapasan Atas:

  1. Batuk dan bersin dengan hidung tersumbat.
  2. Pilek.
  3. Demam dan sakit kepala.
  4. Nyeri tenggorokan.
  5. Napas mengi atau sesak napas.
  6. Pembesaran kelenjar getah bening.

Gejala Saluran Pernapasan Bawah:

  1. Batuk berdahak.
  2. Sesak napas.
  3. Demam.

Diagnosis ISPA

Dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Jika diperlukan, pemeriksaan penunjang seperti tes darah, pengambilan sampel dahak, atau pencitraan dengan x-ray atau CT scan dapat membantu menegakkan diagnosis.

Pengobatan ISPA

Sebagian besar kasus ISPA disebabkan oleh infeksi virus, yang tidak memerlukan pengobatan khusus. Dokter mungkin meresepkan obat untuk meredakan gejala, seperti obat penurun demam dan penghilang nyeri. Jika terdapat infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik.

Pengidap ISPA juga dapat meredakan gejala dengan istirahat cukup, meningkatkan konsumsi air putih, mengonsumsi minuman hangat seperti teh lemon dan madu, serta berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan sakit tenggorokan. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga dapat membantu mengurangi risiko penularan ISPA.

Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Pencegahan ISPA adalah penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Cuci Tangan dengan Teratur:
    • Penting untuk mencuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penularan virus dan bakteri.
  2. Hindari Menyentuh Wajah:
    • Menghindari menyentuh bagian wajah, khususnya mulut, hidung, dan mata dengan tangan, dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Kebersihan tangan adalah kunci dalam mencegah penularan ISPA.
  3. Stop Merokok:
    • Merokok dapat merusak paru-paru dan meningkatkan risiko ISPA. Menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah positif untuk menjaga kesehatan pernapasan.
  4. Asupan Makanan Bergizi:
    • Konsumsi makanan kaya serat dan vitamin dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Nutrisi yang cukup membantu melawan infeksi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  5. Praktik Etika Bersin:
    • Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku lengan saat bersin dapat mencegah penyebaran droplet yang dapat mengandung virus atau bakteri. Etika bersin yang baik adalah tanggung jawab bersama dalam mencegah penularan ISPA.

Melaksanakan langkah-langkah pencegahan ini dapat menjadi kontribusi positif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari risiko ISPA. Kombinasi dari kebersihan pribadi yang baik dan gaya hidup sehat akan membantu meminimalkan kemungkinan terkena infeksi saluran pernapasan.

Back To Top

Notice: ob_end_flush(): Failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/alvarez8/public_html/unkes.ac.id/wp-includes/functions.php on line 5464