Pneumonia adalah suatu kondisi inflamasi yang terjadi ketika seseorang mengalami infeksi pada kantung udara di dalam paru-paru. Infeksi ini dapat menyebabkan pengisian cairan atau pus (dahak purulen) dalam kantung udara tersebut, menghasilkan gejala seperti batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia dapat mengenai satu sisi paru-paru atau keduanya. Infeksi ini disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Di Indonesia, pneumonia juga sering dikenal sebagai paru-paru basah. Selain dapat menyerang orang dewasa, penyakit ini juga dapat terjadi pada anak-anak bahkan bayi yang baru lahir.
Gejala Pneumonia
Pneumonia, baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, merupakan penyakit menular. Ini berarti bahwa seseorang yang mengidapnya dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain melalui udara, terutama saat bersin atau batuk.
Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk menghindari penyebaran tetesan udara dengan menggunakan masker. Langkah ini tidak hanya melibatkan tindakan pencegahan pribadi tetapi juga bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Indikasi awal serta gejala pneumonia umumnya menyerupai gejala flu, seperti demam dan batuk. Gejala ini memiliki durasi yang lebih lama jika dibandingkan dengan flu biasa. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala yang lebih parah dapat muncul, seperti:
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
- Batuk berdahak.
- Mudah lelah.
- Demam dan menggigil.
- Mual dan muntah.
- Sesak napas.
- Gangguan kesadaran, terutama pada pengidap yang berusia lebih dari 65 tahun.
- Pada mereka yang berusia di atas 65 tahun dan memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, hipotermia mungkin terjadi.
Pada anak-anak dan bayi, gejalanya berupa demam tinggi, kelelahan berlebihan, penolakan makan, batuk produktif, sesak napas, hingga perubahan kecepatan napas.
Diagnosis Pneumonia
Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan, termasuk kebiasaan tidak sehat yang mungkin dilakukan pasien. Selanjutnya, dokter akan mendengarkan suara paru-paru. Pengidap pneumonia umumnya mengalami suara retak, menggelegak, atau gemuruh saat bernapas.
Beberapa pemeriksaan umum yang dilakukan dokter melibatkan:
- Tes darah.
- Rontgen dada.
- Oksimetri nadi.
- Tes dahak.
Pada kondisi tertentu atau jika terdapat kecurigaan penularan di rumah sakit, pemeriksaan lebih mendalam bisa termasuk:
- Tes gas darah arteri.
- Bronkoskopi.
- CT Scan.
- Kultur cairan pleura.
Pada umumnya, foto rontgen dada menjadi pemeriksaan pencitraan yang paling umum dilakukan. Dari hasilnya, dokter dapat melihat lokasi infeksi. Pemeriksaan darah laboratorium juga penting untuk mengidentifikasi organisme penyebab infeksi.
Pengobatan Pneumonia
Pengobatan dan penanganan pneumonia melibatkan upaya untuk mengatasi infeksi serta memberikan terapi suportif. Antibiotik diberikan jika infeksi disebabkan oleh bakteri, dengan penggunaan hingga selesai untuk memastikan efektivitasnya. Selain itu, terapi suportif melibatkan:
- Obat Penurun Demam: Diberikan jika pengidap mengalami demam tinggi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Obat Batuk: Bertujuan untuk mengurangi frekuensi batuk dan membantu mengatasi dahak yang sulit dikeluarkan.
Dokter juga dapat menyarankan rawat inap, terutama jika kondisi berikut terpenuhi:
- Usia di atas 65 tahun.
- Gangguan kesadaran.
- Fungsi ginjal yang tidak optimal.
- Tekanan darah sangat rendah (<90/<60 mmHg).
- Napas sangat cepat (>30 kali/menit).
- Suhu tubuh di bawah normal.
- Denyut nadi di bawah 50 kali/menit atau di atas 100 kali/menit.
Komplikasi Pneumonia
Komplikasi pneumonia dapat terjadi, terutama pada anak-anak, orang tua, dan mereka dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes. Beberapa komplikasi yang mungkin termasuk:
- Radang Selaput Dada: Merupakan peradangan pada lapisan tipis antara paru-paru dan tulang rusuk (pleura), dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
- Pleura Meradang: Menyebabkan kegagalan pernapasan.
- Abses Paru-paru: Komplikasi langka yang biasanya terjadi pada orang dengan penyakit serius atau riwayat penyalahgunaan alkohol yang parah.
- Sepsis: Infeksi berat yang melibatkan seluruh tubuh dan dapat menjadi kondisi serius.
Pencegahan Pneumonia
Beberapa langkah pencegahan pneumonia melibatkan:
- Vaksinasi: Mendapatkan vaksin pneumonia adalah langkah utama untuk mengurangi risiko. Vaksin perlu diberikan terutama pada anak-anak di bawah 2 tahun dan usia 2-5 tahun dengan jenis vaksin yang berbeda.
- Kebersihan yang Baik: Mencuci tangan secara teratur atau menggunakan hand sanitizer dapat melindungi diri dari infeksi.
- Berhenti Merokok: Berhenti merokok membantu melindungi paru-paru dan meningkatkan daya tahan terhadap infeksi pernapasan.
- Menjaga Kekebalan Tubuh: Tidur cukup, berolahraga teratur, dan mengonsumsi makanan sehat dapat menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.